HAL-HAL YANG MENGOTORI AQIDAH
A. Aqidah yang Benar
Aqidah ialah perkara yang dibenarkan oleh hati,dan jiwa menjadi tenang karenanya,sehingga menjadi keyakinan yang kokoh yang tidak tercemar oleh kesangsian.
Aqidah memiliki arti perkara-perkara yang dibenarkan oleh hati, jiwa tentram karenanya, memberikan rasa yakin dalam diri tanpa tercampuri oleh keraguan atau kebimbangan. Aqidah merupakan kepercayaan tertinggi, karena bersumber dari wahyu Allah yang menjanjikan hamba-hambaNya yang benar-benar beriman dengan kebahagiaan dunia dan akhirat. Suatu aqidah dikatakan sempurna dan seseorang akan dikatakan mempunyai aqidah apabila perbuatan, gerak-gerik dan tindakanya semata-mata bersumber dari aqidah itu. Aqidah agama menghendaki manusia agar takut kepada Allah, baik secara nyata maupun dalam hatinya, dan dalam setiap yang dikerjakan. Terbuktilah bahwa seseorang melakukan perbuatan baik tidak mengharapkan balasan dari orang lain. Serta tidak berbuat jahat walaupun tidak diketahui polisi atau jaksa, dan hal itu hanyalah karena mengetahui bahwa ia diperhatikan oleh Allah.
Aqidah Islam berpangkal pada keyakinan “Tauhid” yaitu keyakinan tentang wujud Allah, Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada yang menyekutuiNya,baik dalam Dzat, sifat-sifat maupun perbuatanNya. Untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk jalan kebaikan kepada umat manusia,Allah telah mengutus para RasulNya dengan dibekali kitab-kitab. Kelak dalam kehidupan akhirat, Allah akan meminta pertanggung jawaban kepada semua orang atas segala perbuatan yang telah dilakukan dalam hidupnya di dunia. Perbuatan-perbuatan yang baik diberi balasan nikmat Syurga, dan perbuatan-perbuatan yang buruk diberi balasan siksa neraka. Oleh karena itu Aqidah menurut Ibnu Taimiyah mewajibkan beriman (percaya) kepada Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab,dan Rasul-rasulnya, serta kebangkitan/hidup kembali setelah mati dan beriman kepada Qada dan Qadar.
B. Hal-hal Yang Mengotori Aqidah
1. Syirik
a. Definisi Syirik
Syirik yaitu menjadikan sesuatu selain Allah sebagai Tuhan yang disembah dan ditaati disamping Allah. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Yunus:18:
Artinya: Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfa`atan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa`at kepada kami di sisi Allah”. Katakanlah: “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu)”
Syirik adalah dosa terbesar dengan apa seorang manusia mendurhakai Allah. Firman Allah dalam Q.S Luqman: 13
Artinya: “Sesungguhnya syirik itu adalah kezaliman yang besar”
Syirik juga membatalkan amal pelakunya.Firman Allah dalam Q.S Az-Zumar:65
Artinya:”Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugikan”
Syirik bahkan menyebabkan darah dan harta seseorang menjadi halal dan tidak boleh disholati jenazahnya. Jika ia meninggalkan sesuatu dalam keadaan murtad, maka peninggalan itu menjadi harta rampasan bagi kaum muslimin, dan keluarganya yang masih muslim tidak boleh mewarisinya.Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya:”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Jika mereka melakukan itu, maka mereka telah menjaga kehormatan darah dan hartanya dariku,kecuali dengan apa yang menjadi haknya”
Ini kalau syiriknya syirik besar, Adapun syirik kecil, maka perbuatan itu membatalkan semua amal yang dicampuri olehnya, atau dibangun di atasnyadan pelakunya berhak mendapat ancaman. Jika ia mati dalam keadaan melakukan syirik kecil,maka ia berada pada beberapa pendapat ini:
Pertama:Terserah pada kehendak Allah, jika Allah berkenan mengampuninya maka Ia akan mengampuninya, dan jika tidak berkenan maka Ia pasti akan menyiksanya. Kedua:ia pasti disiksa oleh Allah tapi tidak kekal dalam neraka. Ketiga:ia tidak diampuni sama sekali. Keempat:ia diampuni oleh Allah.
Pendapat kaum salaf ini didasarkan pada analogi syirik kecil atas syirik besar, dimana Rasulullah SAW menyatakan bahwa syirik merupakan dosa besar yang paling besar. Jadi sekecil apapun syirik itu, ia tetap lebih besar dari dosa besar yang paling besar.
b. Jenis-jenis syirik
• Syirik besar adalah bahwa ia menjadikan sekutu selain Allah yang ia sembah dan taati sama seperti ia menyembah dan mentaati Allah.
• Syirik kecil adalah bahwa ia menyamakan sesuatu selain Allah dengan Allah dalam bentuk perkataan atau perbuatan.
• Syirik tersembunyi adalah syirik yang tersembunyi dalam hakekat kehendak hati, ucapan lisan, berupa penyerupaan Allah dengan makhluk. Syirik tersembunyi sebenarnya dapat digolongkan kedalam syirikkecil. Sehingga syirik dapat dibagi menjadi 2 jenis: syirik besar yang terkait dengan keyakinan hati, dan syirik kecil yang terkait dengan perbuatan dan perkataan lisan.
2. Tahayul dan kurafat
Tahayul yaitu cerita-cerita bohong, tidak masuk akal dan dihubungkan dengan aqidah. Cerita-cerita dan dongeng-dongeng orang-orang dahulu kala yang membuat orang menjadi penakut dan pemalas. Ini harus dibasmi oleh setiap orang beriman.
Firman Allah Q.S An-Nahl:24, yang artinya:”Cerita-cerita orang dahulu kala” Contoh tahayul: Cerita-cerita tentang hantu, seseorang bercerita kepada anaknya,” Kuburan seseorang yang meninggal itu berlobang, dan dari lubangnya itu keluar asap, dari dalam asap itu keluar seekor binatang berbentuk kucing . Tidak lama kemudian kucing itu menjadi besar dan menghilang entah kemana”
Tahayul itu luas, selain dari cerita-cerita yang tidak masuk akal juga menganai keutamaan-keutamaan hari dan waktu. Dikatakan ,”kalau akan bepergian jangan berangkat pada hari Selasa dan hari Sabtu, sebab kedua hari ini adalah sial.” Begitu juga mengenai waktu. Kalau hendak bepergian, melangkah itu hendaklah dimulai jam sekian dan pukul sekian.
Firman Allah dalam Q.S An-Nahl 105:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengadakan kebohongan ialah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah. Dan mereka itulah orang-orang yang pendusta.
Kurafat
Kurafat adalah kepercayaan, berbeda dengan tahayul yang dalam bentuk cerita-cerita dan dongeng, tapi berupa kepercayaan kepada yang ghoib, yang tidak bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits.Hal ini menyebabkan penyelewengan aqidah, oleh karena itu kepercayaan seperti ini harus dibasmi sampai ke ekar-akarnya.
3. Kufur
Dalam bahasa arab berarti menutupi.secara terminologi kufur berarti mengingkari suatu bagian dari ajaran islam dimana tanpa bagian itu keislaman seseorang menjadi batal atau tidak sempurna.Misalnya,mengingkari makna syahadat,mengingkari bagian terpenting dalam ajaran islam yang diharamkan seperti riba maupun seperti yang diwajibkan seperti shalat.
Jenis-jenis kufur:pertama, kufur besar berarti mengingkari suatu bagian dari ajaran islam dimana tanpa bagian itu keislaman seseorang menjadi batal atau tidak sempurna.Misalnya seseorang mengklaim bahwa Rasulullah membawa ajaran yang bertentangan dengan kebenaran Firman Allah dalam surat al-Ankabut:68
Artinya: “dan siapakah yang lebih dhalim daripada orang-orang yang mengadakan kedustaan kepada Allah atau mendustakan yang baik tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka jahannam itu ada tempat bagi orang-orang kafir?”
kedua,kufur kecil yaitu mengingkari bagian tertentu dari islam yang tanpa bagian itu keislaman menjadi sempurna.Contohnya kufur nikmat, maksudnya menisbatkan suatu nikmat kepada selain Allah, walaupun mereka tau kalau nikmat itu barasal dari Allah, tapi mereka tetap tidak mengucapkan “Alhamdulillah” dan tidak menisbatkanya kepada Allah swt.misalnya seseorang berkata :”inilah hartaku yang kuwarisi dari nenek moyangku”.
Firman Allah Q.S An-Nahl:53
Artinya:”dan nikmat apa saja yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)”
4. Nifaq
Adalah manampakan apa yang sesuai dangan kebenaran dan menyembunyikan apa yang bertentangan denganya.Jadi siapa saja yang menampakan sesuatu yang sejalan dengan kebenaran di depan orang banyak, padahal kondisi batin atau perbuatanya yang sebenarnya tidak demikian, maka dialah yang disebut munafiq.
Jenis-jenis nifaq:pertama nifaq besar (nifaq aqidah), maksudnya menyembunyikan kekufuran dalam hati dan menampakan keimanan dalam lisan dan perbuatan.Contoh nifaq besar adalah mendustaka ajaranyang dibawa oleh Rasulullah. Kedua nifaq kecil (nifaq amali), maksudnya bila perbuatan yang tampak berbeda dengan apa yang diperintahkan oleh syariat islam. Contoh nifaq kecil diantaranya: dusta dalam perkataan, tidak menepati janji,menghianati amanah,dan sebagainya.
C. Kembali pada Aqidah yang Benar
Hal-hal yang perlu dilakukan:
• Memperdalam dan memperteguh keimanan
• Amalkan Al-Qur’an dan Hadits
• Berakhlak seperti akhlak Rasulullah saw.
KONTRIBUSI
“Pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu dan kucukupkan nikmat-Ku atasmu, dan Ku ridhoi Islam jadi agama mu”. (Q.S al-Maidah)
Telah dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa Islam adalah agama yang sempurna.
Aqidah merupakan bagian terpenting dalam seluruh muatan agama, maka tidak akan sempurna agama sesorang tanpa kesempurnaan aqidah itu sendiri. Sedangkan telah dijelaskan pula di atas bahwa sesorang akan mempunyai aqidah jika perbuatan dan seluruh tindakanya semata-mata bersumber dari aqidah itu. Aqidah merupakan pokok ajaran Islam. Maka sebagai umat Islam sudah semestinya menjaga aqidah yang telah tertanam dalam hati dari hal-hal yang mengotori/merusak aqidah, seperti syirik, tahayul dan khurafat, kufur, serta nifaq. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga aqidah tersebut diantaranya yaitu memperteguh dan memperdalam keimanan. Aqidah merupakan keyakinan tertinggi tanpa tercampuri keragu-raguan sedikitpun karena bersumber dari wahyu Allah, sangatlah mustahil jika seseorang mengharapkan kesempurnaan aqidah tanpa beriman, maka dapat dikatakan disini bahwa iman merupakan pangkal dari aqidah. Jika seseorang telah memiliki keimanan yang kokoh, maka akan sangat kecil kemungkinan untuk melakukan hal-hal yang mengotori aqidah seperti yang disebutkan sebalumnya. Misalnya, Syirik. Seseorang tidak akan mungkin menyekutukan Allah dengan apapun yang diserupakanya sebagai Tuhan, apabila orang tersebut telah beriman dan meyakini dengan seyakin-yakinya bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang wajib disembah. Begitu juga dengan hal-hal lain yang mengotori aqidah.
KESIMPULAN
Aqidah Islam berpangkal pada keyakinan “Tauhid” yaitu keyakinan tentang wujud Allah, Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada yang menyekutuiNya,baik dalam Dzat, sifat-sifat maupun perbuatanNya.Suatu Aqidah akan sempurna, dan seseorang akan mempunyai aqidah hanya bila perbuatan, gerak-gerik, dan seluruh tindakanya semata-mata bersumber dari aqidah itu. Sebaliknya penyimpangan aqidah akan terjadi apabila antara ucapan dan perbuatan berbeda.
Untuk mencapai kesempurnaan aqidah, seseorang harus menghindarkan diri dari hal-hal yang mengotori aqidah, diantaranya: Syirik, tahayul dan khurafat, kufur dan nifaq.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga aqidah yang benar: memperdalam dan memperteguh keimanan, Amalkan Al-Qur’an dan Hadits,dan berakhlak seperti Akhlak Rasulullah.
DAFTAR PUSTAKA
Alburaikan, Abdullah.1998. Pengantar Studi Aqidah Islam.Jakarta:Rabbani press
Al’alim, Musthafa. 1982. Aqidah Islam Ibnu Taimiyah.Bandung: Al-Ma’arif
Muhammad bin Abdul Wahab. 1987. Bersihkan Tauhid Anda Dari Noda Syirik.Jakarta: Bina Ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar