Jumat, 08 Juli 2011

Berfikir dan implementasinya dalam KBM

PEMBAHASAN

A.    Berfikir
Berfikir adalah gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan-hubungan antara ketahuan-ketahuan kita. Berfikir adalah suatu proses dialektis. Artinya, selama kita berfikir, fikiran kita mengadakan tanya jawab dengan fikiran kita, untuk dapat meletakan hubungan-hubungan antara ketahuan ketahuan kita itu, dengan tepat. Pertanyaan itulah yang memerik arahan kepada fikiran kita. Ketika berfikir terjadi hubungan-hubungan di dalamnya, yakni hubungan sebab akibat, hubungan tempat, hubungan perbandingan, hubungan waktu. Dalam berfikir juga ada beberapa proses yang dilalui, yakni pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, pembentukan keputusan, dan pembentukan kesimpulan.[1]
1.      Pembentukan pengertian artinya dari satu masalah, pikiran kita  membuang ciri-ciri tambahan, sehingga tinggal ciri-ciri yang tipis (yang tidak boleh tidak ada) pada masalah itu.
2.      Pembentukan pendapat artinya pikiran kita menggabungkan atau menceraikan beberapa pengertian, yang menjadi tanda khas masalah itu.
3.      Pembentukan keputusan artinya pikiran kita menggabungkan pendapat-pendapat tersebut.
4.      Pembentukan kesimpulan artinya pikiran kita menarik keputusan dari keputusan-keputusan yang lain.
Informasi yang diperoleh seorang anak melalui panca indra pada periode pertama dari kehidupanya merupakan materi yang membantunya nanti dalam acara berfikir. Ia akan memproduksi informasi-informasi itu dalam ingatanya, mengimajinasikanya, dan memperbandingkannya satu sama lainnya, dan menyusunnya dalam bentuk baru, yang membantunya untuk memperoleh informasi-informasi baru. Informasi-informasi baru yang di peroleh oleh manusi dalam proses berfikirnya itu disimpan dan digabungkan dengan perbendaharaan informasinya. Secara terus menerus, manusia mengadakan pengorganisasian informasi-informasi lama dan memperoleh berbagai informasi dan realita baru. Inilah landasan perkembangan pembahasan ilmiyah sepanjang sejarah dan penyebab terjadi kemajuan yang terus menerus dalam ilmu pengetahuan baik ilmu teoritis ataupun terapan.[2]
B.     Langkah-langkah berfikir dalam memecahkan masalah
            Dalam kehidupannya, manusia sering menghadapi berbagai problem yang membutuhkan pemecahan. Langkah-langkah berfikir untuk dapat memecahkan permasalahan dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
            Pertama: kesadaaran akan adanya problem
            Kedua: penghinpunan data mengenai problem yang dihadapi.
            Ketiga: penyusunan hipotesa
            Keempat: penilain terhadap hipotesa
            Kelima: pengujian terhadap hipotesa
C.    Befikir dan implementasinya dalam KBM
Berfikir sebagaimana di jelaskan di atas tadi, memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak. Dalam pendidikan, bukan hanya  sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik, melainkan memberikan nilai-nilai kehidupan yang kelak dapat membentuk karakter seorang anak didik.
Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), seorang pendidik hendaknya dalam memberikan pengetahuannya, tidak sepenuhnya ia berceramah atau berbicara terus menerus sehingga memberikan kesan bahwa yang tambah pintar itu bukan muridnya,, akan tetapi gurunyalah yang menjadi tambah pintar.
Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, seorang pendidik hendaknya senantiasa mengajak para peserta didiknya untuk berfikir dalam membahas materi pelajarannya. Karena, dengan itu anak didik akan terbiyasa menggunakan akalnya untuk berfikir. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan netode mengajar active learning. Metode itu sangat efektif unutk membuat anak dapat menggunakan akal nya untuk berfikir.
Magaret Metzger, seorang duru bahasa Inggris di Masssachusetts, memberikan bebrapa nasehat kepada para guru, diantara nasehai itu, beliau mengatakan.” Beri perhatian pada bagaimana cara belajar, bukan pada untuk apa belajar. Murid mungkin tak pernah tau beberapa fakta tertentu, tetapi murid selalu butuh yahu bagaimana cara belajar…. Singkat nya, libatkan murid dalam proses belajar dan mengajar. Setiap hari beri pertanyaan-pertanyaan dasar seperti “apa pendapat kalian tentang pekerjaan rumah ini? Apakah PR ini membantu kalian untuk memahami materi? Apa tugas ini terlalu panjang atau terlalu pendek? Ingat bahwa kita ingin murid mau belajar dan berfikir aktif.
Belakangan ini telah dilakukan riset tentang gaya mengajar dan riset pembentukan kecerdasan. Yang harus diingat adalah Murid harus mau berfikir sendiri. Tugas anda adalah mengajari mereka cara berfikir dan memberikan alat yang diperlukan untuk hal itu. Murid anda biasanya akan kagum pada kecerdasan mereka sendiri. Jadi, tak perlu menunjukan pada mereka bahwa anda pintar”.[3]
Dengan mengajak anak didik berfikir dalam kegiatan belajar mengajarnya, sama saja kita telah melatih akalnya untuk senantiasa di gunakan dalam aktifitasnya, sehingga perkembangan anak itu akan lebih baik dan dapat memecahkan segala problem-problem kehidupan yang ada.
D.    Kesimpulan
Kegiatan belajar mengajar (KBM) akak lebih efektif, jika para peserta didik tidak hanya diam mendengarkan gurunya berbicara, akan tetapi anak didik tersebut ikut berpartisipasi dalam KBM tersebut. Sehingga anak akan lebih mudah menggunakan akal nya untuk berfikir dak kelak di kemudian hari anak tersebut bisa menjadi pemikir-pemikir pendidikan atau pemikir-pemikir yang lainya.


DAFTAR PUSTAKA
Sujanto , Agus. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara, 2001
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2007
Najati, M. Ustman. Al-Qur’an dan ilmu Jiwa. Bandung: Pustaka, 2004




[1] Agus Sujanto. Psikologi Umum. (Jakarta: Bumi Aksara, 2001). Hal. 56
[2] M. Ustman Najati. Al-Qur’an dan ilmu Jiwa. (Bandung: Pustaka, 2004 ). Hal. 147
[3] John W. Santrock. Psikologi Pendidikan (Edisi Kedua). (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2007). Hal. 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut